PURWOKERTO, MyInfo.ID – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali melahirkan lulusan berprestasi. Pada wisuda ke-158, salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Hafizhah Almas Shabrina Putri, mahasiswi Sastra Jepang yang berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Mahasiswi asal Bekasi ini menuntaskan studinya dalam waktu 3 tahun 10 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85, sebuah capaian yang membanggakan bagi dirinya, keluarga, dan almamaternya.
Dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (17/9/2025), upacara kelulusan yang digelar di Gedung Graha Widyatama, Rabu (10/9) lalu, menjadi momen berharga yang menandai perjalanan panjang penuh perjuangan. Almas, begitu ia akrab disapa, dikenal bukan hanya sebagai mahasiswa berprestasi, tetapi juga sebagai sosok yang gigih mengejar mimpi meski harus melewati tantangan besar.
Mimpi Menjadi Penerjemah Profesional
Sejak kecil, Almas memiliki minat besar terhadap bahasa asing, terutama bahasa Jepang. Ketertarikan itu yang membawanya memilih Program Studi Sastra Jepang di Unsoed.
“Mimpi saya adalah menjadi seorang penerjemah profesional yang mampu menjadi jembatan antara dua budaya yang berbeda. Saya ingin menjadi penghubung yang bisa membantu orang-orang dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda untuk saling memahami,” ujar Almas, mengenang alasannya memilih Sastra Jepang.
Bagi Almas, keluarga adalah “kapal besar” yang selalu menjadi sumber semangat dan dukungan. Doa serta dorongan orang terdekat menjadi kunci yang membantunya melewati masa-masa sulit dalam perjalanan akademiknya.
Perjalanan Penuh Tantangan
Meski memiliki tekad kuat, Almas tidak menampik bahwa perjalanan kuliahnya penuh rintangan. Ia sempat merasa ingin menyerah, namun motivasi dari keluarga dan sahabat membuatnya kembali bangkit. Hasilnya terlihat sejak semester awal, ketika ia mampu meraih IPK tinggi yang menjadi titik balik kepercayaan dirinya.
Momentum penting lainnya terjadi di semester ketiga. Almas memberanikan diri mendaftar program pertukaran pelajar ke Ibaraki University, Jepang. Keputusannya diiringi rasa ragu sekaligus antusias. Proses persiapan tidak mudah, terutama saat menanti keluarnya Certificate of Eligibility (COE) yang menentukan izin masuk ke Jepang.
“Masa-masa itu penuh dengan kecemasan karena COE menjadi penentu apakah saya diizinkan masuk ke Jepang,” tuturnya.













