Menelusuri Lokasi Syuting Film Sejarah Indonesia, Liburan Sambil Mengingat Perjuangan Bangsa

Menelusuri Lokasi Syuting Film Sejarah Indonesia, Liburan Sambil Mengingat Perjuangan Bangsa
Menelusuri Lokasi Syuting Film Sejarah Indonesia, Liburan Sambil Mengingat Perjuangan Bangsa. Foto: Instagram

JAKARTA, MyInfo.id – Bagi para pecinta film sejarah Indonesia, mengunjungi lokasi syuting film sejarah Indonesia bisa menjadi pengalaman liburan yang berkesan. Tak hanya menyajikan panorama menarik, tempat-tempat ini juga menyimpan nilai historis tinggi yang membangkitkan semangat nasionalisme, apalagi menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 pada 17 Agustus 2025.

Film-film bertema perjuangan kemerdekaan kerap menggunakan lokasi syuting berlatar era Hindia-Belanda. Hal ini tak lepas dari sejarah panjang penjajahan Belanda di Nusantara. Banyak bangunan berarsitektur kolonial masih berdiri kokoh di berbagai daerah, menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan demi Kemerdekaan Indonesia.

Menariknya, sejumlah lokasi syuting tersebut kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata edukatif yang dapat dikunjungi saat liburan. Berikut beberapa lokasi syuting film sejarah Indonesia yang tak hanya sarat makna tetapi juga cocok menjadi pilihan liburan keluarga seperti dirangkum Myinfo.id dari berbagai sumber, Kamis (10/7/2025).

Lokasi Syuting Film Sejarah Indonesia

1. Studio Alam Gamplong – Tempat Lahirnya Film “Bumi Manusia”

Studio Alam Gamplong. Foto: Instagram

Salah satu lokasi syuting film sejarah Indonesia yang paling ikonik adalah Studio Alam Gamplong di Sleman, Yogyakarta. Tempat ini menjadi lokasi utama pengambilan gambar film Bumi Manusia karya Hanung Bramantyo yang diadaptasi dari novel legendaris Pramoedya Ananta Toer.

Film ini mengisahkan sosok Minke (Iqbaal Ramadhan), pemuda pribumi keturunan priyayi yang bersekolah di sekolah elite kolonial. Kisah cintanya dengan Annelies (Mawar de Jongh), gadis Indo-Belanda, menggambarkan konflik sosial dan politik di masa penjajahan. Studio Alam Gamplong berhasil membangun nuansa tempo dulu yang otentik, mendukung kuat penggambaran perjuangan identitas di masa kolonial.

Studio Alam Gamplong. Foto: Instagram

Studio ini berdiri di atas lahan 2,3 hektare dengan bangunan semi permanen yang dapat disesuaikan untuk berbagai proyek film. Tak hanya Bumi Manusia, film seperti Habibie & Ainun dan Sultan Agung juga syuting di sini.

Untuk masuk, pengunjung dikenakan tiket kolektif mulai dari Rp50.000 untuk 7–10 orang. Tiket tambahan per wahana seperti Rumah Ainun atau bangunan Bumi Manusia dipatok Rp10.000 per wahana. Studio buka setiap hari pukul 09.00–17.00 WIB.