Kisah Tiga Sahabat Nabi SAW yang Disiksa Kejam Demi Mempertahankan Iman

Tiga Kisah Sahabat Nabi SAW
Tiga Kisah Sahabat Nabi SAW. Foto: Freepik

3. Keluarga Yasir: Ketabahan Hingga Syahid di Jalan Allah

Kisah tragis berikutnya dialami Keluarga Yasir yang merupakan simbol kesabaran luar biasa dalam Islam. Yasir, istrinya Sumayyah binti Khayyat, dan putranya Ammar bin Yasir menjadi korban penyiksaan oleh Bani Makhzum karena menolak meninggalkan Islam.

Dalam siksaan terik matahari dan pasir yang membakar tubuh, mereka tetap kukuh pada keimanan. Nabi Muhammad SAW yang menyaksikan penderitaan mereka hanya bisa menguatkan dengan berkata, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sungguh surga telah dijanjikan untuk kalian.”

Dalam peristiwa itu, Sumayyah pun gugur sebagai syahidah pertama dalam Islam, tetap memegang iman hingga hembusan napas terakhir. (Abdul Malik bin Hisyam, Sirah Ibnu Hisyam, Jilid I, hlm. 319)

Ketiga kisah di atas bukan sekadar potongan sejarah, melainkan pelajaran abadi tentang kokohnya iman yang tak tergoyahkan oleh intimidasi, kekerasan, atau iming-iming dunia. Bilal dengan seruannya “Ahad, Ahad,” Abdullah yang menolak tawaran setengah kerajaan, dan ketabahan keluarga Yasir hingga Sumayyah syahid dalam mempertahankan akidah, adalah cerminan keberanian sejati dalam Islam.

Di era modern ini, ujian terhadap keimanan mungkin tidak lagi berupa cambuk atau batu panas, melainkan godaan gaya hidup hedonis, arus materialisme, dan krisis nilai. Kisah mereka mengingatkan umat Islam untuk tetap kokoh dalam prinsip, bijak dalam bersikap, dan terus menumbuhkan solidaritas sebagaimana Abu Bakar memerdekakan Bilal.

Iman yang kokoh bukan berarti keras kepala, melainkan sikap hidup yang berlandaskan kebenaran, cinta damai, dan kepedulian. Maka, meneladani kisah para sahabat Nabi bukan hanya soal mengagumi keteguhan iman mereka, tapi juga menanamkannya dalam kehidupan sehari-hari menjadi pribadi yang tangguh, adil, dan menjaga akhlak di tengah derasnya tantangan zaman.

Wallahu a’lam