SUKABUMI, MyInfo.ID – Seorang balita berinisial R asal Sukabumi meninggal dunia di RSUD Syamsudin, Senin (21/7/2025), setelah menjalani perawatan intensif selama sembilan hari. Anak tersebut sebelumnya masuk instalasi gawat darurat (IGD) pada 13 Juli 2025 dalam kondisi penurunan kesadaran.
Dari hasil pemeriksaan medis, pasien mengalami sepsis yang diperparah dengan malnutrisi berat, stunting, dan meningitis tuberkulosis (TBC).
Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, menegaskan penyebab kematian pasien bukanlah karena cacing gelang (ascaris lumbricoides), seperti isu yang ramai di masyarakat.
“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah masuk rumah sakit dalam kondisi kesadaran menurun. Albendazole tidak langsung membunuh cacing, tetapi memicu migrasi keluar tubuh. Hasil pemeriksaan foto abdomen tidak menunjukkan adanya obstruksi atau sumbatan pada usus yang dapat menyebabkan peritonitis,” jelas Prof. Agnes dalam keterangan dikutip dari laman Kemenkes, Selasa (26/8/2025).
Hal serupa disampaikan dokter spesialis anak, Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K). Ia menuturkan bahwa kondisi pasien dipicu oleh infeksi pada susunan saraf pusat dan sepsis.
“Cacing dewasa tidak masuk ke otak, paru, maupun jantung karena ukurannya besar. Larva cacing gelang memang melalui pembuluh darah dan saluran napas, kadang menyebabkan gangguan pernapasan, namun tidak sampai menimbulkan kematian,” ungkapnya.
Dokter yang menangani langsung pasien, dr. Sianne, Sp.A, menjelaskan bahwa ketika datang ke IGD, pasien sudah dalam keadaan tidak sadar.
“Pasien pertama kali datang ke rumah sakit sudah mengalami penurunan kesadaran, serta demam dan batuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat medis menunjukkan pasien sudah lebih dari sepuluh kali berobat dalam tiga bulan terakhir akibat demam dan batuk, tetapi pengobatannya tidak jelas ke mana,” ujar dr. Sianne, Senin (25/8).