JAKARTA, MyInfo.ID – Situasi demo di Jakarta yang saat ini terjadi akibat insiden pengemudi ojol yang terlindas mobil rantis Brimob dan aksi bubarkan DPR RI, membuat massa aksi turun ke jalan. Hal ini membuat banyak gas air mata yang digunakan sebagai alat pengendalian massa dalam situasi kerusuhan.
Meski dirancang untuk tujuan non-mematikan, senjata kimia ini dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius, terutama pada mata dan sistem pernapasan.
Apa gas air mata?
Dikutip dari Hallo Sehat, apa sebenarnya gas air mata itu? Secara kimiawi, senyawa ini mengandung bahan-bahan iritan seperti chlorobenzylidene malononitrile (CS), chloroacetophenone (CN), chloropicrin (PS), bromobenzyl cyanide (CA), dan dibenzoxazepine (CR). Zat-zat ini dirancang untuk mengganggu kemampuan melihat dan bernapas secara normal, memaksa orang untuk meninggalkan area tertentu.
Efek Gas Air Mata
Menurut U.S Centers for Disease Control and Prevention, meski umumnya tidak mematikan, gas air mata dapat menimbulkan berbagai efek kesehatan:
- Mata: produksi air mata berlebihan, sensasi terbakar, penglihatan kabur, dan kemerahan pada kornea
- Hidung: hidung berair, sensasi terbakar, dan pembengkakan
- Saluran pernapasan: sesak dada, batuk, sensasi tersedak, mengi, dan sesak napas
- Kulit: luka bakar kimia dan ruam
Efek jangka pendek biasanya hilang dalam 15-20 menit, namun paparan dalam jumlah besar dapat menyebabkan glaukoma, kebutaan permanen, luka bakar parah, hingga gagal napas. Bahkan tabung peluncur gas itu sendiri dapat menyebabkan cedera fisik akibat benturan atau luka bakar.