NEW YORK, MyInfo.ID – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) resmi mengadopsi rancangan resolusi yang diajukan Amerika Serikat terkait rencana perdamaian di Gaza. Dokumen tersebut juga mengesahkan pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (International Stabilization Force/ISF) yang akan bertugas menjaga keamanan serta mendukung masa transisi pemerintahan di wilayah itu.
Namun, proses pengesahan tersebut tidak berlangsung mulus. Rusia dan Tiongkok memilih abstain, dengan alasan resolusi tersebut mengandung sejumlah catatan praktis dan dikhawatirkan dapat melemahkan prospek solusi dua negara.
Dilansir dari RT.com, pemungutan suara berlangsung pada Senin (17/11) malam, dalam sidang yang dihadiri 15 anggota DK PBB. Resolusi itu menyatakan dukungan penuh terhadap rencana perdamaian 20 poin dari Presiden AS Donald Trump, yang bertujuan mengakhiri konflik bersenjata di Gaza.
Selain itu, resolusi juga memberikan legitimasi terhadap pembentukan Dewan Perdamaian (Board of Peace/BoP) yang direncanakan menjadi otoritas transisi selama masa pemulihan Gaza.
Melalui resolusi ini, DK PBB menyetujui pembentukan ISF sebagai pasukan multinasional yang berada di bawah komando BoP. Kontingen ISF diproyeksikan terdiri dari negara-negara Arab dan kawasan sekitarnya. Tugas utamanya mencakup penjagaan keamanan, pelatihan pasukan kepolisian Palestina, serta pengawasan proses demiliterisasi dan rekonstruksi Gaza.
Duta Besar AS untuk PBB, Mike Waltz, menyambut pengesahan resolusi tersebut.
Ia mengatakan resolusi ini adalah “langkah penting lainnya menuju Gaza yang stabil, yang akan mampu makmur, dan lingkungan yang akan memungkinkan Israel hidup dengan aman,” sembari menekankan bahwa ISF akan “mendukung demiliterisasi Gaza, [dan] membongkar infrastruktur teroris.”
