Pelaksanaan SID melibatkan tim gabungan dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Unsoed. Tim ini berisi pakar sosial-ekonomi, ilmu tanah, hidrologi, pemetaan digital, hingga desain teknis. Pendekatan lintas disiplin tersebut memungkinkan analisis komprehensif, mulai dari kelayakan lahan hingga aspek sosial-ekonomi masyarakat calon pemilik lahan.
Lebih jauh, keterlibatan mahasiswa dan dosen di lapangan menjadikan proyek ini sebagai sarana pembelajaran nyata, sekaligus bentuk pengabdian universitas kepada masyarakat.
Dengan cakupan dua kabupaten, proyek cetak sawah ini diproyeksikan meningkatkan produktivitas pangan, menciptakan klaster pertanian baru, membuka peluang investasi infrastruktur pertanian, mulai dari irigasi hingga akses jalan.
Selain memperluas areal tanam, proyek ini juga diyakini akan menggerakkan roda ekonomi daerah dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Prof. Handoko menekankan bahwa selesainya SID hanyalah awal dari perjalanan panjang.
“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas. Unsoed berkomitmen menghadirkan penelitian terapan yang langsung menjawab kebutuhan bangsa,” ujarnya.
Dengan pencapaian ini, Unsoed kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai institusi akademik yang menjembatani penelitian dengan solusi nyata. Kehadiran kampus dalam proyek nasional seperti cetak sawah di Sumatera Selatan membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dapat menjadi motor penggerak pembangunan, khususnya dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian bangsa.
