“Profesor itu meneliti dan mengajar sudah biasa. Sekarang saatnya mereka bergerak keluar dari kampus agar hasil penelitian dan inovasinya dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Prof. Jebul.
Sebagai bagian dari sinergi ini, UMP juga meluncurkan program penanaman kelapa kopyor di sejumlah titik, salah satunya Desa Dawuhan. Komoditas unggulan ini dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi dan akan diperluas ke kecamatan lain, terutama wilayah sentra kelapa seperti Cilongok.
“Kami mulai dari titik yang mudah diakses dan akan memperluas penanaman. Sudah ada koordinasi dengan Kepala Desa Dawuhan untuk lokasi baru,” tambahnya.
Camat Banyumas, Jakarta Tisam, menyampaikan dukungan penuh terhadap pencanangan Kampung Inggris. Menurutnya, kampung tematik berbasis bahasa dapat menjadi pintu masuk promosi wisata budaya, religi, dan agro di Banyumas.
“Informasi akan lebih mudah tersampaikan ke wisatawan asing jika menggunakan bahasa mereka. Dengan begitu, budaya dan sejarah Banyumas dapat dikenal lebih luas,” katanya.
Pemimpin Cabang BNI Purwokerto, Achmad Heru Kusumawan, menilai Kampung Inggris memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan, tidak hanya dari sisi pendidikan tetapi juga sektor pendukung seperti ekonomi kreatif dan UMKM.
Ia mencontohkan kesuksesan BNI dalam mendampingi pengembangan wisata Umbul Ponggok di Klaten, yang berkembang pesat menjadi destinasi unggulan.
“Kami berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan potensi Kampung Inggris ini,” ujarnya.
Kegiatan peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian UMP Riding #Edisi Kemerdekaan yang juga diisi dengan ziarah ke makam RM Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden Prabowo Subianto sekaligus pendiri BNI.
Momentum tersebut diharapkan menjadi titik awal sinergi berkelanjutan antara dunia pendidikan, sektor perbankan, dan masyarakat dalam membangun wisata berbasis edukasi dan ekonomi kreatif di Banyumas.