JAKARTA, MyInfo.ID – Indonesia memasuki era baru dalam pengelolaan energi terbarukan. Minyak goreng bekas (jelantah) yang biasanya menjadi limbah kini berhasil diolah oleh PT Pertamina (Persero) menjadi bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat terbang. Produk ini diberi nama Sustainable Aviation Fuel (SAF), yang mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan sekaligus mendukung agenda transisi energi bersih nasional.
Peluncuran komersial perdana ditandai dengan penerbangan uji coba maskapai Pelita Air pada rute Jakarta–Bali. Acara bertajuk Inaugurasi Special Flight SAF berlangsung di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (20/8).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, yang hadir mewakili Menteri ESDM, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto.
“Ini adalah program Pak Presiden, Asta Cita harus terus kita laksanakan. Ketahanan energi, dan untuk yang ini tidak hanya ketahanan energinya, tapi juga swasembadanya. Jadi kemandiriannya juga semakin kuat,” kata Dadan dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).
Pertamina menegaskan bahwa SAF berbahan baku jelantah ini mampu memangkas emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur berbasis fosil. Inovasi ini dikembangkan di Kilang RU IV Cilacap dan dipandang sebagai solusi konkret untuk mendukung industri penerbangan dalam menurunkan jejak karbonnya, tanpa mengurangi standar keselamatan maupun performa mesin pesawat.
Secara teknis, bioavtur produksi RU IV Cilacap telah lolos standar mutu nasional dan internasional, mulai dari SK Dirjen Migas Nomor 70 Tahun 2025, hingga ASTM D1655 dan Defstan 91-091, yang menjadi syarat wajib agar bahan bakar dapat digunakan secara aman oleh armada penerbangan komersial.