Bahlil menyampaikan bahwa rata-rata satu sumur rakyat dapat memproduksi tiga hingga lima barel minyak per hari. Dengan harga acuan ICP sekitar USD 70 per barel dan asumsi bagi hasil 70%, pendapatan dari satu sumur bisa mencapai sekitar USD 150 per hari atau lebih dari Rp 2 juta.
“Setelah saya mengecek, satu sumur masyarakat itu bisa mendapatkan tiga barel sampai dengan lima barel,” jelasnya.
Selain menyumbang produksi energi nasional, pengelolaan sumur tua oleh masyarakat juga berperan penting dalam menyerap tenaga kerja dan menggerakkan roda ekonomi lokal.
“Satu sumur tenaga kerjanya itu bisa 10 orang. Jadi ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Terus pendapatan masyarakat perputaran ekonominya ada,” tegas Bahlil.
Di wilayah kerja Lapangan Cepu, terdapat delapan struktur sumur tua yang masih aktif dikelola melalui kolaborasi antara Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan mitra lokal, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan BUMD.
Struktur sumur tersebut mencakup Wonocolo, Dandangilo, Ngrayong, Ledok, Semanggi, Banyubang, Gegunung, dan Gabus.