Selain itu, 334 jemaah dibadalhajikan karena alasan medis maupun wafat, yang terdiri dari 159 jemaah wafat dan 175 jemaah yang menjalani perawatan di rumah sakit di Arab Saudi.
Hingga akhir operasional, tercatat 447 jemaah haji Indonesia wafat, dengan rincian 435 dari haji reguler dan 12 dari haji khusus. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2024 yang mencapai 461 jemaah wafat.
“Jumlah ini turun dibanding dengan total wafat pada 2024 yang mencapai 461 jemaah,” jelas Menag.
Menag juga menyebutkan bahwa masih ada 40 jemaah yang saat ini dirawat di fasilitas kesehatan di Arab Saudi. Mereka akan tetap mendapatkan pendampingan dan pengawasan dari Kantor Urusan Haji (KUH) di bawah koordinasi KJRI Jeddah.
Sementara tiga jemaah belum ditemukan, yakni Nurimah Mentajim, Sukardi, dan Hasbullah, masih dalam proses pencarian oleh tim otoritas setempat dan PPIH.
Puncak pelaksanaan haji tahun ini di Arafah–Muzdalifah–Mina (Armuzna) telah dilalui dengan lancar, termasuk layanan safari wukuf dan badal haji bagi jemaah yang tidak bisa hadir secara fisik.
“Hari ini kita nyatakan operasional haji 2025 sudah berakhir,” tegas Menag. Ia juga menambahkan bahwa pemerintah akan terus melakukan evaluasi menyeluruh agar pelayanan haji ke depan semakin baik, terutama dalam aspek kesehatan, penginapan, serta pendampingan lansia dan disabilitas.