Wisata budaya juga menjadi daya tarik tersendiri. Desa ini menyediakan pengalaman belajar jemparingan, olahraga panahan tradisional khas Mataram yang dilakukan sambil duduk bersila. Tak hanya itu, wisatawan dapat menjelajahi peninggalan sejarah berupa candi, batuan kuno, koleksi keris, manuskrip, dan buku-buku beraksara Jawa yang sarat nilai budaya.
Daya tarik Tamanmartani semakin lengkap dengan terpilihnya desa ini sebagai salah satu percontohan Kopdes Merah Putih, program nasional yang mendorong kemandirian ekonomi desa.
Ketua Koperasi Desa Merah Putih Tamanmartani, Mawardi, mengatakan pemilihan ini tak lepas dari kekayaan potensi lokal yang dimiliki desa.
“Desa ini dinilai sebagai contoh ideal untuk model bisnis koperasi yang berakar pada potensi alam dan budaya, seperti pariwisata, agrowisata, dan budaya lokal,” jelas Mawardi.
Koperasi ini menjadi wadah strategis bagi UMKM lokal. Produk olahan hasil pertanian hingga tanaman unik seperti black sapote dan lidah buaya bisa dijual langsung kepada wisatawan.
Selain itu, para pelaku usaha pariwisata dapat mengakses pembiayaan lebih mudah, termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun program simpan pinjam.
“Kopdes Merah Putih Desa Wisata Tamanmartani saat ini menyediakan wadah bagi UMKM lokal untuk menjual produk mereka langsung kepada wisatawan. Begitu juga ke depan, para pelaku usaha pariwisata bisa mengakses lebih mudah ke sumber pembiayaan, seperti KUR, atau simpan pinjam, untuk mengembangkan usaha wisatanya,” tambah Mawardi.
Desa Wisata Tamanmartani kini tidak hanya menjadi destinasi untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga pusat edukasi budaya, agrowisata, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keunikan buah miracle hanyalah salah satu pintu masuk untuk menjelajahi lebih dalam kekayaan desa yang penuh inovasi.
