Instruktur TPST Rawalo, Mohamad Adip, menjelaskan praktik pengelolaan sampah yang diterapkan di sana, mulai dari sistem pengangkutan sampah dari 26 desa, pemanfaatan mesin konverter untuk memilah sampah organik dan anorganik, hingga inovasi pengolahan plastik menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara di industri semen.
“Kami juga memproduksi pupuk organik dari sampah yang didistribusikan kepada para petani,” paparnya.
Adip menegaskan, keberhasilan sistem pengelolaan di TPST Rawalo tidak lepas dari dukungan pemerintah desa dan partisipasi aktif masyarakat.
“Kuncinya adalah kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak,” tandasnya.
Sementara itu, Rasiwan dari Bank Sampah Abhipraya menyebut kunjungan ini memberikan banyak manfaat, khususnya dalam aspek kelembagaan dan sistem insentif yang bisa diterapkan di wilayahnya.
“Apa yang kami pelajari di TPST Rawalo akan menjadi referensi penting bagi pengembangan Bank Sampah Abhipraya. Terima kasih kepada Kilang Cilacap atas dukungannya,” ujarnya.













