BANYUMAS, MyInfo.ID – Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperkuat paradigma baru dalam penanganan kesejahteraan masyarakat. Tidak lagi semata-mata bertumpu pada perlindungan sosial melalui bantuan tunai, kini Kemensos mendorong lahirnya program pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.
Salah satu terobosan yang sedang dijalankan adalah pembangunan Kampung Berdaya di Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Program ini diwujudkan melalui kolaborasi dengan Roemah Pemberdayaan Masyarakat (RPM). Di kampung ini, keluarga penerima manfaat (KPM) dilatih untuk memproduksi keranjang sampah berbahan alami, yakni tanaman mendong dan pelepah pisang.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa paradigma baru ini menjadi jawaban atas kebutuhan jangka panjang masyarakat.
“Di Kemensos itu ada konsep baru, bantuan sosial itu sementara, berdaya itu selamanya. Sekarang, Kemensos membangun kampung-kampung pemberdayaan, salah satunya di Desa Kalisalak ini,” ujarnya saat meninjau lokasi, Minggu (31/8/2025).
Dalam kunjungannya, Agus Jabo menyempatkan diri berdialog dengan 20 KPM yang aktif berproduksi di Kalisalak. Ia menyebut, Banyumas memiliki potensi kerajinan anyaman yang cukup besar, sejajar dengan daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Gunung Kidul, Lumajang, Kulon Progo, hingga Wonosobo.
Di Desa Kalisalak sendiri, para KPM mampu memproduksi 2 hingga 3 keranjang sampah per orang setiap hari, dengan harga jual berkisar Rp12.000 – Rp20.000 per unit. Jika dikalkulasikan, dalam dua minggu satu kelompok bisa menghasilkan hingga 200 keranjang.
Agus Jabo menambahkan, produk kerajinan ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga sudah menembus pasar internasional.
“Produk anyaman dari mendong, dari pelepah pisang, menjadi tempat-tempat sampah. Ini diekspor ke Amerika, kita bekerja sama dengan pihak swasta,” jelasnya.