News  

Kemendag Dorong Tenaga Profesional Indonesia Manfaatkan Peluang Kerja di Uni Eropa

Ilustrasi pengalaman kerja. Foto: freepik

JAKARTA, MyInfo.ID – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong tenaga kerja profesional Indonesia untuk memanfaatkan peluang besar yang terbuka di Uni Eropa (UE), menyusul penyelesaian substansial perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia–EU CEPA). Peluang ini muncul di tengah tantangan kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor strategis UE akibat populasi yang menua dan rendahnya tingkat kelahiran.

Seminar bertajuk “Peluang Tenaga Profesional Indonesia di Uni Eropa, Manfaatkan Indonesia-EU CEPA” yang digelar Sabtu (18/10) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, menjadi bagian dari rangkaian Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung pada 15—19 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, optimistis terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia.

“Kami melihat perkembangan sektor jasa di Indonesia sangat luar biasa. Ada beberapa contoh tenaga kerja profesional kita masuk dan berkembang di luar negeri, meniti karier sampai ke level yang diperhitungkan. Pasar UE tidak kalah menarik, banyak peluang yang dapat kita jajaki,” ujar Djatmiko dalam keterangannya, Minggu (19/10/2025).

Seminar tersebut dimoderatori oleh Negosiator Perdagangan Ahli Madya Kemendag, Ika Yulistwati, dan menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk perwakilan perdagangan RI serta para pemangku kepentingan.

Atase Perdagangan RI di Brussels, Belgia, Lusyana Halmiati, menjelaskan bahwa peluang tenaga kerja di UE terbuka luas karena kekurangan tenaga kerja yang signifikan di berbagai bidang.

“Di UE, kekurangan tenaga kerja itu isu yang besar karena tingkat kelahiran yang rendah dan aging population. Kekurangan terjadi paling banyak di sektor konstruksi, pelayanan kesehatan, juru masak, teknisi kelistrikan, dan operator permesinan. Sektor kesehatan menjadi yang paling disorot karena pada 2024, mereka kekurangan 1,2 juta tenaga dokter dan perawat,” ungkap Lusyana.

Meski demikian, Lusyana juga menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi calon pekerja Indonesia, seperti kemampuan berbahasa karena setiap negara di UE memiliki bahasa resmi yang berbeda, serta persaingan dengan tenaga migran dari negara lain dan kebijakan yang bervariasi antarnegara.

Direktur Promosi dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Sri Mulyani, menekankan pentingnya kesiapan diri bagi para tenaga profesional.

Ia menjelaskan bahwa strategi yang perlu dilakukan antara lain membekali diri dengan kemampuan bahasa negara tujuan, memiliki sertifikasi sesuai kebutuhan, serta menghindari ketidaksesuaian pekerjaan (mismatch). Diperlukan pula kolaborasi strategis dan promosi terintegrasi untuk memperkuat penjenamaan tenaga kerja profesional Indonesia.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow