“Kita kenal biasanya karpet merah itu hanya buat investor, tetapi di pemerintahan Presiden Prabowo diberikan kepada rakyat berpenghasilan rendah,” ujarnya.
Pernyataan tersebut mencerminkan semangat keadilan sosial dan pemerataan akses terhadap perumahan, menjadikan masyarakat kecil sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.
Tak hanya pemerintah, sektor swasta juga turut ambil bagian dalam mendukung program perumahan ini. Menurut Maruarar, para pengembang properti menunjukkan solidaritas sosial melalui langkah konkret: membebaskan uang muka (DP) bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Para pengusaha ini luar biasa, mereka berbagi dengan cara membayarkan DP-nya, jadi DP-nya gratis, khusus buat anggota BPJS Ketenagakerjaan,” tuturnya.
Langkah ini diyakini dapat semakin mempercepat pencapaian target kepemilikan rumah bagi buruh dan pekerja sektor informal yang tergabung dalam jaminan sosial ketenagakerjaan.
Fenomena kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha ini menurut Maruarar mencerminkan apa yang ia sebut sebagai praktik nyata dari “Berbaginomics” yakni ekonomi berbagi yang berlandaskan gotong royong. “Gotong royong sudah mulai terjadi,” pungkasnya.
Ia menambahkan, perusahaan-perusahaan besar juga mulai menyalurkan dukungan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), khususnya untuk memperluas jangkauan program perumahan rakyat yang berkeadilan.
