“Paviliun Indonesia diminati pengunjung dari berbagai negara seperti Jerman, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, Prancis, dan Singapura. Minat utama mereka tertuju pada jasa pengembangan gim, kekayaan intelektual (IP), serta produk gim yang ditawarkan,” ungkapnya.
Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsyadi, bersama Fajar Wirawan Harijo, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag Ari Satria, serta Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali.
Menurut Ari, ajang ini membuka ruang kolaborasi baru.
“Melalui pameran ini, pelaku industri gim Indonesia memiliki kesempatan memperkenalkan produknya sekaligus menjajaki kerja sama global dalam pengembangan gim,” ujar Ari.
Industri gim global diperkirakan tumbuh pesat, dengan nilai pasar yang mencapai USD 397,21 miliar pada 2029. Sementara itu, pasar gim Jerman diproyeksikan meningkat dari USD 5,35 miliar pada 2024 menjadi USD 6,95 miliar pada 2027.
Partisipasi Indonesia di Gamescom 2025 diharapkan mampu meningkatkan nilai ekspor jasa pengembangan gim nasional. Menurut data Euromonitor International, ekspor jasa game developer, animation, and digital content services Indonesia mencapai USD 1,33 miliar pada 2024, dengan tren pertumbuhan 8,54 persen sepanjang 2018–2024.
Gamescom setiap tahunnya dihadiri lebih dari 300.000 pengunjung serta ribuan pelaku industri dari berbagai belahan dunia. Tak hanya memamerkan gim lintas genre seperti RPG, petualangan, hingga simulasi di platform PC, konsol, dan mobile, pameran ini juga menampilkan beragam layanan, mulai dari pengembangan konsep, desain, animasi, hingga distribusi digital dan sistem pembayaran.