Masalah kesenjangan konektivitas digital, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), juga menjadi fokus pembicaraan. Meutya menyatakan bahwa pemerintah tengah memprioritaskan target “zero blank spot” agar semua wilayah Indonesia terhubung ke jaringan digital.
“Salah satu quick win kami adalah mewujudkan zero blank spot. Kami percaya kerja sama erat dengan Telkomsel dan Singtel akan mempercepat pencapaian ini,” ujarnya optimistis.
Kontribusi Telkom, Telkomsel, dan Singtel dianggap sangat penting untuk menjangkau daerah-daerah yang selama ini belum terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi yang memadai.
Menutup pertemuan, Meutya menekankan urgensi membangun kekuatan digital kolektif di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam menghadapi dinamika geopolitik dan transformasi digital global.
“Tidak ada gunanya menjadi kuat jika tetangga kita tidak kuat. Kami percaya, kekuatan kawasan akan membuat kita semua lebih siap menghadapi tantangan digital global. Dan dalam hal ini, Singtel adalah mitra strategis yang sangat kami hargai,” tegas Meutya Hafid.
