Vinsensius menambahkan, wisata halal bukan sekadar tren, melainkan layanan yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan Muslim dunia. Peluang ini bisa dimaksimalkan sebagai salah satu keunggulan kompetitif Indonesia di sektor pariwisata global.
Lebih dari itu, penyelenggaraan IIE 2025 disebut juga sebagai strategi untuk meningkatkan peringkat daya saing Indonesia dalam Global Muslim Travel Index (GMTI), yang belakangan dinilai belum menunjukkan peningkatan signifikan.
“Dengan suksesnya International Islamic Expo 2025, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan ini telah berhasil menyediakan platform komprehensif yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah, membuka akses investasi lintas benua, serta mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat halal tourism global,” tegas Vinsensius.
Sebagai forum utama dalam pengembangan ekosistem wisata dan layanan halal, IIE 2025 tidak hanya menjadi ajang promosi, melainkan juga wadah pertukaran gagasan, kolaborasi bisnis, serta penguatan jejaring lintas negara dalam industri halal.
Menurut Vinsensius, event ini mencerminkan komitmen nasional dalam mendukung pertumbuhan dan regenerasi industri halal dunia. IIE 2025 juga diharapkan menjadi pintu masuk bagi para investor dan pelaku usaha untuk menjajaki peluang kerja sama lintas negara di sektor pariwisata syariah.













