Tak hanya melayani pembelian satuan, Chameleon Cloth membuka layanan white label untuk pemesanan jas dalam jumlah besar. Pernah, mereka menyelesaikan pesanan 60 jas sekaligus hanya dalam tiga minggu—sebuah pencapaian yang menunjukkan efisiensi manajemen produksi tim.
Chameleon Cloth bahkan pernah mengubah tren mode jas di Tanah Air. Jika dulu jas identik dengan bahan mengkilap dan detail berlebihan, mereka justru menawarkan jas berbahan doff dengan potongan sederhana, yang membuat pengantin pria terlihat lebih maskulin dan elegan. Pasar pun menyambut hangat.
Dengan tagline Timeless – Less Time (tak lekang oleh waktu, pengerjaan cepat), Naufal kini menargetkan ekspansi membuka toko di kota lain, bahkan berambisi menembus pasar Amerika Serikat.
Di balik perjalanan Chameleon Cloth, ada peran penting JNE sebagai mitra distribusi sejak awal berdiri. “Produk kami digarap cepat, dan harus sampai ke konsumen juga dengan cepat. JNE hadir sebagai mitra yang mampu mewujudkan itu,” kata Naufal.
Bagus Indra Zulfikar, Kepala Cabang Utama JNE Cilacap, menegaskan dukungan penuh untuk pertumbuhan UMKM seperti Chameleon Cloth.
“JNE siap mendukung lewat API (Application Programming Interface), yang memungkinkan cetak resi mandiri via website, monitoring resi, hingga konsumen bisa langsung cek ongkir di website Chameleon. Kami ingin bertumbuh bersama pelanggan,” jelasnya.
Dari desa kecil di Cilacap, Chameleon Cloth membuktikan bahwa karya lokal bisa melangkah jauh. Dengan kombinasi kecepatan produksi, strategi pemasaran digital, serta dukungan distribusi yang andal, brand ini tak hanya menjaga eksklusivitas jas, tetapi juga merintis jalan menuju panggung global.