JAKARTA, MyInfo.ID – Setiap daerah di Indonesia memiliki kuliner tradisional yang menjadi identitas sekaligus warisan budaya. Tak hanya menggugah selera, makanan-makanan ini juga menyimpan nilai sejarah dan filosofi yang panjang.
Fakta menariknya, sejumlah kuliner Nusantara sudah dikenal sejak lebih dari seribu tahun lalu. Keberadaannya bahkan tercatat dalam berbagai prasasti maupun naskah kuno, menunjukkan betapa pentingnya makanan dalam kehidupan masyarakat sejak masa kerajaan.
Lalu, apa saja makanan kuno yang hingga kini masih bisa kita temui? Berikut ulasannya seperti dikutip dari laman Kemenpar, Kamis (18/9/2025).
1. Dendeng
Siapa yang tak kenal dendeng? Hidangan berbahan dasar irisan tipis daging sapi ini diawetkan dengan cara dikeringkan dan diberi bumbu khas sehingga menghasilkan tekstur renyah sekaligus tahan lama.
Meski identik dengan kuliner Minangkabau, variasi dendeng juga ditemukan di Jawa. Menariknya, catatan tentang dendeng sudah ada sejak abad ke-10 dan disebut dalam Prasasti Taji tahun 901 Masehi.
2. Jadah dan Wajik
Dua kudapan tradisional Jawa ini sudah populer sejak era Majapahit. Kitab Nawa Ruci menjadi salah satu bukti tertulis keberadaannya.
- Jadah terbuat dari ketan dan kelapa parut, memberikan rasa gurih dan legit.
- Wajik menggunakan beras ketan dengan tambahan gula merah, menghasilkan cita rasa manis yang khas.
Kedua makanan ini sering hadir dalam acara adat maupun perayaan keluarga sebagai simbol kebersamaan.
3. Dodol
Si manis kenyal ini memang terkenal dari Garut, Jawa Barat, tetapi sebenarnya hampir setiap daerah memiliki versi dodol masing-masing.
Kuliner legendaris ini bahkan sudah disebut dalam saduran Ramayana versi Jawa, karya sastra yang diadaptasi dari India. Dengan tekstur lembut, dodol tak hanya menjadi jajanan tradisional, tapi juga oleh-oleh favorit wisatawan.
4. Urap
Makanan sehat tradisional ini berisi sayuran rebus seperti bayam, kacang panjang, tauge, daun singkong, kol, hingga kangkung yang dicampur dengan parutan kelapa berbumbu.
Racikan bumbu urap terdiri dari bawang merah, bawang putih, kencur, terasi, dan cabai, memberikan cita rasa segar sekaligus gurih.
Keberadaan urap sudah tercatat dalam Prasasti Linggasutan tahun 929 Masehi pada masa Kerajaan Medang, membuktikan bahwa masyarakat Jawa kuno sudah akrab dengan pola makan berbasis sayuran.













