PURWOKERTO, MyInfo.ID – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali menegaskan perannya dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Melalui penyelesaian Survei Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, kampus negeri di Purwokerto ini melangkah lebih dekat menuju realisasi proyek cetak sawah seluas 10.000 hektar.
Laporan akhir SID dipaparkan pada 21 Agustus 2025 di Palembang. Agenda tersebut dipimpin langsung oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas Unsoed, Prof. Dr. Sos. Waluyo Handoko, S.IP., M.Sc.. Menurutnya, capaian ini bukan sekadar menyelesaikan tahap pra-konstruksi, tetapi juga menandai komitmen terhadap prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola pembangunan yang baik.
Proyek cetak sawah ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang tertuang dalam program “Asta Cita” Presiden dan Wakil Presiden Prabowo–Gibran.
- Pada butir kedua, ditekankan pentingnya memperkuat kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan sumber daya lainnya.
- Sedangkan butir keenam menggarisbawahi pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Dengan demikian, proyek cetak sawah di Sumatera Selatan bukan hanya agenda lokal, melainkan strategi nasional dalam memperluas lahan pertanian di luar Pulau Jawa.
Kerja sama Unsoed dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, dimulai sejak penandatanganan nota kesepahaman pada 21 Mei 2025. Hanya lima hari kemudian, kontrak kerja untuk tahap pertama SID seluas 6.000 hektar di Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir (PALI) dan Musi Banyuasin ditandatangani.
Tidak berhenti di situ, kontrak kedua pada 21 Juli 2025 memperluas cakupan SID hingga 10.000 hektar. Kecepatan proses ini mencerminkan urgensi dan keseriusan seluruh pihak dalam mempercepat program swasembada pangan.













