“Saat ini proyek ini sedang dalam tahap pre-feasibility study (kajian pendahuluan) yang dikerjakan dengan bantuan Pemerintah Australia. Diharapkan kajian ini selesai pada Januari 2026,” ujarnya.
Nilai investasi pembangunan infrastruktur tol ini diperkirakan mencapai Rp27 triliun, belum termasuk biaya pembebasan lahan, atau sekitar Rp300 miliar per kilometer. Dari total panjang jalan tol, sekitar 40 kilometer di antaranya melintasi wilayah Banyumas, atau hampir 50 persen dari keseluruhan trase proyek.
Dengan rampungnya Tol Pejagan–Cilacap nanti, Kementerian PUPR berharap waktu tempuh perjalanan Purwokerto–Pejagan yang kini mencapai lebih dari tiga jam bisa berkurang menjadi sekitar satu jam saja.
“Harapannya, tol ini bisa mempercepat arus logistik dan meningkatkan konektivitas Banyumas dengan kawasan industri di barat Jawa serta ke Jakarta,” kata Rachman.
Sementara itu, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menegaskan komitmen penuh pemerintah daerah untuk mendukung percepatan proyek strategis nasional tersebut.
“Pemkab Banyumas siap memberikan dukungan maksimal, terutama dalam hal koordinasi, percepatan perizinan, dan penyediaan data pendukung. Kami menyadari pentingnya tol ini bagi percepatan ekonomi daerah,” kata Sadewo.
Melalui dukungan lintas lembaga dan kesiapan daerah, pembangunan Tol Pejagan–Cilacap diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat mobilitas logistik, serta memperkuat hubungan antarwilayah di Jawa Tengah, khususnya Banyumas dan sekitarnya.













