News  

Terisolasi, Helikopter BNPB Harus Menembus Langit Gelap dan Mendarat di Tepi Sungai Antar Bantuan

Terisolasi, Helikopter BNPB Harus Menembus Langit Gelap dan Mendarat di Tepi Sungai Antar Bantuan. Foto: Bidang Komunikasi Kebencanaan

SILANGIT, MyInfo.ID – Langit di atas Bandara Sisingamangaraja XII, Silangit, Tapanuli Tengah, pada Sabtu (29/11) sore tampak muram. Awan tebal menggantung rendah, menyiratkan cuaca yang tidak bersahabat.

Namun, suasana itu tidak menghentikan sebuah helikopter BNPB dengan nomor registrasi PK-RTQ untuk bergerak. Pesawat tersebut mengangkasa membawa satu tujuan penting, memastikan warga Desa Sihaporas yang terisolasi akibat bencana hidrometeorologi tetap mendapatkan bantuan.

Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, misi ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Ia menegaskan bahwa jalur udara menjadi satu-satunya pilihan setelah akses darat terputus sepenuhnya.

“Misi ini harus dilakukan demi menjangkau masyarakat yang kesulitan bantuan karena bencana,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (30/11/2025).

Begitu izin terbang dikantongi, helikopter segera lepas landas. Namun, perjalanan singkat menuju lokasi berubah menjadi pertarungan melawan alam. Di ketinggian, awan-awan raksasa bergerak liar, menghalangi jarak pandang dan memaksa pilot untuk bermanuver ekstrem demi mempertahankan jalur.

Visibilitas yang hampir nol membuat kokpit dipenuhi ketegangan. Kru harus berpacu dengan waktu dan sisa bahan bakar, sementara dinding awan tebal terus menghadang. Kelincahan manuver dan ketenangan pilot menjadi penentu apakah misi bisa diteruskan atau harus dibatalkan.

Pada akhirnya, keahlian terlatih tim udara itu membuahkan hasil. Mereka berhasil keluar dari tekanan awan, dan dari kejauhan tampak Desa Sihaporas yang tertutup rapat oleh hamparan hutan hijau.

Tantangan belum selesai ketika helikopter mencapai titik tujuan. Desa Sihaporas tidak memiliki landasan yang memadai. Menggunakan lapangan sekolah atau area datar dekat pemukiman tidak mungkin dilakukan karena risiko downwash helikopter yang bisa merusak rumah warga.

Kru berputar beberapa kali, mencari area paling aman. Waktu terbang semakin menipis, dan opsi kembali ke pangkalan mulai dipertimbangkan. Hingga sebuah titik di tepi Aek Sihaporas, hamparan kerikil basah yang sempit menjadi harapan terakhir.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow