Health  

Sindrom Broken Heart: Ketika Patah Hati Benar-Benar Menyakitkan Secara Medis

Sindrom Broken Heart: Ketika Patah Hati Benar-Benar Menyakitkan Secara Medis
Sindrom Broken Heart: Ketika Patah Hati Benar-Benar Menyakitkan Secara Medis. Foto: Ilustrasi/pixabay

JAKARTA, MyInfo.IDSindrom Broken Heart, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Kardiomiopati Takotsubo, bukan sekadar ungkapan puitis tentang patah hati. Kondisi ini memiliki dasar biologis yang nyata dan dampak fisik serius pada organ vital, jantung. Meski kerap digunakan dalam narasi romantis untuk menggambarkan kesedihan mendalam, sindrom ini terbukti merupakan masalah kesehatan yang dapat mengancam nyawa.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, berikut fenomena patah hati yang dianggap benar-benar menyakitkan secara medis.

Asal Usul Sindrom Broken Heart

Fenomena ini pertama kali diidentifikasi di Jepang pada tahun 1990. Nama Takotsubo diambil dari bentuk jantung penderita yang menyerupai perangkap gurita atau udang tradisional Jepang. Pada kondisi ini, bagian tertentu dari jantung membesar dan melemah, sementara bagian lainnya tetap bekerja normal atau bahkan berkontraksi lebih kuat.

Penyebab Sindrom Broken Heart

Kondisi ini biasanya dipicu oleh stres emosional atau fisik yang ekstrem. Saat tubuh berada dalam tekanan berat, hormon adrenalin dan hormon stres lain dilepaskan dalam jumlah tinggi. Pada sebagian orang, terutama wanita lanjut usia, hal ini dapat membuat otot jantung (miokardium) mengalami “stunning” atau pelemahan sementara, sehingga memicu gejala mirip serangan jantung.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Tanda-tanda sindrom ini sering menyerupai serangan jantung, seperti:

  • Nyeri dada
  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur

Tak jarang, penderita dibawa ke unit gawat darurat dengan dugaan serangan jantung. Namun, pemeriksaan biasanya menunjukkan tidak adanya penyumbatan arteri seperti pada kasus serangan jantung biasa.

Faktor Risiko

Beberapa pemicu utama meliputi:

  • Kehilangan orang terdekat
  • Perceraian atau putus hubungan
  • Stres berat akibat masalah pekerjaan atau keuangan
  • Kejutan positif seperti memenangkan hadiah besar

Fakta medis menunjukkan bahwa wanita menopause memiliki risiko lebih tinggi, meski kondisi ini dapat menimpa siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin.

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow