Mengenai dampak penarikan produk sebelumnya, Solihin mengakui bahwa volume penjualan sempat mengalami penurunan. “Volume penjualan berkurang karena merek beras yang terindikasi (oplosan) berkontribusi besar terhadap penjualan,” katanya. Meski demikian, ia memastikan seluruh peritel tetap menjual beras dengan kualitas terjamin dan sesuai dengan ketentuan HET yang berlaku.
Sementara itu, Kementerian Pertanian menyampaikan optimisme bahwa harga beras akan semakin stabil dalam waktu dekat. Berdasarkan data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per tanggal 20 Agustus 2025 menunjukkan tren penurunan harga beras medium dan premium di 13 provinsi di Indonesia.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa harga Premium telah mengalami penurunan sebesar Rp1.500 untuk kemasan lima kilogram. Ini merupakan laporan dari Ketua Aprindo. “Saya percaya bahwa dalam beberapa hari mendatang, harga akan semakin stabil seiring dengan penguatan distribusi beras SPHP,” ucapnya.
Amran menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan Perum Bulog sebagai pelaksana utama. “Pemerintah fokus pada distribusi beras SPHP sebanyak 1,3 juta ton hingga akhir tahun. Stok beras nasional juga saat ini mencapai 3,9 juta ton, sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun,” pungkasnya.
