Ajang penghargaan ini digelar oleh Kementerian DPDT bekerja sama dengan Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF).
Tujuannya adalah untuk mengapresiasi kontribusi perusahaan dan lembaga non-pemerintah yang telah mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam program pemberdayaan masyarakat di tingkat desa. Penghargaan diberikan dalam beberapa kategori, seperti Gold, Silver, Excellent, dan Outstanding.
Direktur Utama SBI, Ainul Yaqin, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas penghargaan yang diraih oleh dua pabrik tersebut. Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara perusahaan dan masyarakat di sekitar wilayah operasional.
“Fokus kami tidak hanya pada upaya menurunkan emisi karbon dalam proses produksi, tetapi juga memperluas dampak sosial positif melalui penerapan prinsip keberlanjutan di seluruh proses bisnis dan rantai pasok. Kolaborasi dengan masyarakat menjadi kunci agar setiap program benar-benar relevan dengan kebutuhan lokal,” ujar Ainul Yaqin.
Melalui program Ruang Kolaboratif Baruwani Circular Hub di Cilacap dan Sampah Kelapa Muda untuk Desa Sejahtera di Lampuuk, Aceh Besar, SBI mendorong lahirnya inovasi sosial berbasis ekonomi sirkular dan potensi lokal. Program tersebut tidak hanya memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat, tetapi juga menciptakan solusi lingkungan yang berkelanjutan.
Komitmen SBI terhadap keberlanjutan juga tercermin dari pencapaian PROPER Emas 2024 yang diraih oleh Pabrik Cilacap dan Pabrik Lhoknga dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan itu diberikan atas keberhasilan perusahaan dalam aspek Eco-Inovasi, Inovasi Sosial, dan Social Return on Investment (SROI).













