“Produk asal Purbalingga sangat diminati. Bahkan beberapa trader dari Jakarta dan Sumatera pun tetap mengambil dari sini karena kualitasnya terbaik,” jelas Dikta.
Sejak 2019, CV. Bunga Palm telah rutin melakukan ekspor. Pada bulan ini, perusahaan mengirim 25 ton ke Amerika dengan nilai sekitar 60 ribu dolar AS, dan setelahnya akan menyusul pengiriman 12 ton ke Belanda.
Menurut Dikta, menjaga standar organik merupakan kunci utama keberhasilan ekspor.
“Organik itu tidak boleh ada campuran sama sekali. Karena itu kami terus memberikan bekal pengetahuan kepada petani tentang cara mengolah dan mengemas agar sesuai standar ekspor,” tegasnya.
Hingga saat ini, CV. Bunga Palm berhasil menembus pasar di 13 negara tujuan ekspor, antara lain Amerika Serikat, Belanda, India, Brasil, Malaysia, Singapura, Bulgaria, Nigeria, Ghana, dan Australia. Dari seluruh negara tujuan, Amerika menjadi pasar dengan permintaan terbesar.
Selain fokus pada ekspor, CV. Bunga Palm juga menyalurkan program Corporate Social Responsibility (CSR). Bentuk dukungan tersebut antara lain bantuan bibit unggul kelapa genjah entog serta penyediaan peralatan produksi gula kelapa bagi masyarakat Purbalingga.













