Pertamina Luncurkan Olahan Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat Pertama di Indonesia

Pertamina Luncurkan Olahan Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat Pertama di Indonesia
Pertamina Luncurkan Olahan Jelantah Jadi Bahan Bakar Pesawat Pertama di Indonesia. Foto: Kementerian ESDM

Untuk menjaga ketersediaan bahan baku, Pertamina menggandeng masyarakat melalui program pengumpulan minyak jelantah. Saat ini terdapat 35 titik pengumpulan di berbagai lokasi strategis. Warga yang menyetorkan jelantah juga akan mendapatkan insentif saldo rupiah, sehingga program ini tidak hanya mendukung energi bersih tetapi juga memberi manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat.

Langkah ini menegaskan bahwa transisi menuju energi bersih di Indonesia bukan sekadar wacana, melainkan sudah dijalankan dalam bentuk nyata. Mulai dari pemanfaatan potensi bioenergi, penguatan teknologi kilang, hingga partisipasi publik dalam rantai pasok, menjadi bukti bahwa energi terbarukan bisa diimplementasikan secara sistematis.

Namun demikian, masih ada pekerjaan rumah besar, terutama pada pengembangan bioetanol yang membutuhkan sinergi lintas lembaga.

“Pertamina bersama seluruh stakeholders sudah membuktikan kita ini raja untuk biodiesel di dunia. Tidak ada yang mengalahkan untuk yang ini. Tapi kita masih punya tantangan untuk yang bioetanol. Banyak pekerjaan sudah dilakukan, memang kami mengajak bahwa tidak bisa hanya sektor hilir yang bertanggung jawab,” ujar Dadan.

Pengembangan SAF ini bukan langkah instan. Pertamina sudah menggarap riset sejak 2021 bersama Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun itu, mereka berhasil menghasilkan bioavtur dengan campuran 2,4% (J2.4) melalui mekanisme coprocessing di unit TDHT 1 RU IV Cilacap.

Uji terbang perdana dilakukan pada Oktober 2021 menggunakan pesawat militer CN235-200 FTB buatan Dirgantara Indonesia dengan rute Bandung–Jakarta. Selanjutnya, pada Oktober 2023, uji coba berlanjut dengan pesawat komersial Boeing 737-800 Garuda Indonesia untuk rute Jakarta–Solo–Jakarta. Serangkaian uji coba ini memperkuat keyakinan bahwa bahan bakar ramah lingkungan dapat segera digunakan secara lebih luas di sektor penerbangan nasional.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow