Menurutnya, keseruan dalam permainan tradisional bisa menjadi pengalaman yang melekat dan membentuk kebiasaan positif, bahkan di luar jam sekolah. Interaksi langsung dengan teman bermain akan menjadi bekal penting bagi tumbuh kembang anak, baik secara psikologis maupun sosial.
“Kami menilai penting untuk memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal. Apalagi anak-anak kami tinggal di wilayah pedesaan yang masih memiliki banyak ruang terbuka untuk bermain secara berkelompok,” imbuh Laeli.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari para orang tua siswa. Salah satunya Ani Yuliarti, wali murid MI Al Muttaqin, yang menilai kegiatan ini sebagai terobosan kreatif dalam mendampingi siswa pada masa pengenalan sekolah.
“Kami senang karena anak-anak tidak hanya duduk di kelas. Ada kegiatan aktif yang menyenangkan dan mendidik, seperti permainan tradisional ini. Sangat bagus untuk mengembangkan kemampuan sosial mereka,” kata Ani.
Sebanyak 160 siswa MI Al Muttaqin ambil bagian dalam kegiatan ini. Seluruh permainan dilaksanakan di halaman sekolah, dengan bimbingan langsung dari para guru yang membagi siswa ke dalam kelompok. Selain menjadi ajang penyambutan siswa baru, kegiatan ini juga menjadi wujud nyata pelestarian budaya lokal melalui pendidikan.
Dengan pendekatan menyenangkan dan penuh makna ini, MI Al Muttaqin berharap dapat mencetak generasi yang sehat, tangguh, dan memiliki kecintaan terhadap budaya bangsa.