News  

Pakar Geologi UGM: Lempung Biru Jadi Penyebab Longsor dan Rayapan Tanah di Banjarnegara

Longsor mengubur dua belas rumah di Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11). Foto: Dok BPBD Kabupaten Cilacap

Dampak Longsor di Dua Kabupaten

Longsor di Majenang, Cilacap, menyebabkan beberapa rumah tertimbun di Desa Cibeunying. Pergerakan tanah menimbulkan penurunan hingga dua meter dan retakan sepanjang 25 meter. Puluhan warga masih dilaporkan hilang.

Sementara itu, di Pandanarum, Banjarnegara, longsor terjadi setelah hujan lebat mengguyur kawasan tersebut selama tiga jam. Sedikitnya 27 orang diduga tertimbun dan dua orang dilaporkan meninggal dunia.

Meski kronologinya berbeda, Dwikorita menilai kedua kejadian menunjukkan tanda-tanda geologi yang sama. “Meski kronologinya tak sama, tetapi kedua kejadian ini memperlihatkan tanda-tanda awal yang serupa, termasuk munculnya retakan tanah dengan dimensi besar, terutama retakan berbentuk melengkung atau ‘tapal kuda’,” tuturnya.

Masyarakat Diminta Waspada Tanda Awal Longsor

Memasuki puncak musim hujan, Dwikorita mengingatkan masyarakat yang tinggal di lereng, perbukitan, atau dataran tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia menekankan bahwa longsor hampir selalu memberikan “peringatan dini.”

Sinyal-sinyal tersebut antara lain:

  • Retakan tanah yang tiba-tiba muncul atau melebar
  • Dinding rumah yang bergeser
  • Pohon atau tiang listrik yang mulai miring
  • Munculnya mata air baru di lereng yang sebelumnya kering

“Gejala-gejala tersebut merupakan sinyal alami bahwa tanah sedang bergerak dan kemungkinan longsor susulan semakin besar, terutama ketika hujan masih turun. Begitu tanda-tanda itu muncul, jangan tunggu suara gemuruh atau material mulai turun. Itu sudah fase terlambat,” tegasnya.

Dwikorita meminta pemerintah daerah dan warga untuk segera melakukan langkah mitigasi. Aktivitas pembangunan ataupun pemotongan lereng di area rawan longsor disarankan dihentikan sementara. Retakan besar, terutama yang membentuk pola tapal kuda, harus segera dilaporkan.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan berkala terhadap daerah rawan hingga penyusunan rencana evakuasi dini.

“Keselamatan manusia harus menjadi yang utama. Lereng-lereng rawan di Jawa dan berbagai wilayah lain harus terus dipantau, terutama saat curah hujan tinggi seperti sekarang,” pungkasnya.

Related Images:

Follow WhatsApp Channel My Info untuk update berita terkini setiap hari! Follow