PURWOKERTO, MyInfo.ID – Inovasi berbahan limbah pertanian kembali lahir dari tangan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) berhasil menciptakan microneedle patch yang memanfaatkan kulit bawang merah sebagai bahan aktif untuk terapi hiperlipidemia. Temuan ini bahkan lolos menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38 tahun 2025.
Hiperlipidemia merupakan salah satu masalah kesehatan global yang cukup serius. Secara global, kondisinya memengaruhi sekitar 40 persen populasi dewasa dan menyebabkan lebih dari 5,3 juta kematian setiap tahun. Di Indonesia, prevalensi hiperlipidemia mencapai 18 persen dan ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida, kolesterol, serta lipid dalam darah.

Ketua tim inovasi Shallot Patch, Daffa Noor Ainy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/11/2025) menjelaskan bahwa teknologi microneedle patch banyak dikembangkan karena bekerja efektif tanpa menimbulkan rasa nyeri saat digunakan.
“Banyak kulit bawang merah dibuang percuma, padahal kadar kuersetinnya sangat tinggi. Kuersetin memiliki banyak manfaat, termasuk sebagai antihiperlipidemia. Kami ingin memanfaatkannya menjadi produk inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Tim ini terdiri dari Windi Trimei Lasari, Masrukhan Ghozali, Alfin Hudaifah Al Fariz, dan Alisa Naela Zahwa dengan dosen pembimbing Dr. Santi Nur Handayani, M.Si. Mereka mengusung penelitian berjudul “Dissolving Microneedle Patch Berbasis Nanoselulosa Kulit Bawang Merah Sebagai Teknologi Penghantaran Kuersetin Pada Terapi Hiperlipidemia”.













