“Awalnya dijanjikan satu bulan, tapi sampai lima bulan kami sudah pasrah. Ternyata setahun kemudian penerbit menghubungi dan ISBN terbit. Jadi ini momen yang sangat membahagiakan,” tuturnya dari lokasi KKN di Banjarnegara.
Tradisi menulis buku memang telah menjadi bagian dari kultur akademik di Prodi Pendidikan Sejarah UMP. Karya ini menambah daftar prestasi mahasiswa yang mengikuti jejak para dosen berpengaruh seperti Prof. Sugeng Priyadi, Asep DK, Arifin Suryo, dan Ipong Jazimah, nama-nama yang karya ilmiahnya telah menghiasi rak toko buku nasional.
Bagi Shafa, buku Geliat Asia Selatan bukan hanya catatan sejarah, tapi juga bukti bahwa mahasiswa mampu menembus dunia penerbitan profesional.
“Harapannya adik-adik terinspirasi membuat buku, baik secara individu maupun kelompok,” katanya.
Resmi terbit pada Juli 2025, hanya beberapa hari sebelum para penulisnya berangkat KKN, buku ini menjadi penutup manis masa perkuliahan sebelum mereka terjun mengabdi di masyarakat.













