Mengelola bisnis di tengah kesibukan kuliah tidak selalu mulus. Bhima mengakui dua tantangan utama adalah keterbatasan modal dan manajemen waktu. Namun, dengan disiplin serta pengelolaan tim yang efektif, ia mampu melewatinya.
Nilai hidup yang ia pegang menjadi kunci keberhasilan. Kejujuran, kerja keras, dan sikap rendah hati adalah prinsip yang selalu ia junjung.
“Generasi muda harus menjunjung tinggi sopan santun. Dengan begitu, orang lain akan segan dan kepercayaan bisa terbangun. Sikap sosial juga penting karena usaha yang baik adalah yang membawa manfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain,” tambahnya.
Sejak kecil, Bhima juga menolak gengsi. Baginya, rasa malu hanya akan menghambat perkembangan diri. Ia tidak pernah sungkan berjualan atau mencoba pekerjaan apapun yang bisa menambah pengalaman.
Koordinator Program Studi IESP FEB Unsoed, Dr. Barokatuminalloh, S.E., M.Sc., memberikan apresiasi atas capaian Bhima.
“Kami mendorong mahasiswa untuk tidak hanya siap bekerja setelah lulus, tetapi juga mampu menciptakan peluang usaha sendiri. Jalur kewirausahaan seperti yang ditempuh Bhima adalah wujud nyata dari tujuan pembelajaran di IESP,” ungkapnya.
Melalui perjalanannya, Bhima berpesan kepada mahasiswa agar berani mencoba jalur kewirausahaan.
“Manfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena kelak kita harus mencukupi diri sendiri terkait sandang, pangan, papan. Jangan terlalu bergantung pada orang tua, karena itu tidak akan selamanya ada. Hilangkan rasa malu dan gengsi karena itu yang justru menghambat proses kita untuk maju. Jika sudah mencapai titik yang diinginkan, tetaplah rendah hati dan menjaga sopan santun karena semua pencapaian itu akan terus berproses dan bagaimana kita menjaganya,” pungkas Bhima.
Kisah Bhima menjadi bukti nyata bahwa dengan ketekunan, keberanian, dan integritas, seorang mahasiswa bisa menjelma menjadi wirausahawan sukses sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat.













