Bupati Syamsul mengapresiasi inisiatif tersebut dan menilai sidat berpotensi menjadi komoditas unggulan Cilacap. “Program ini bisa menjadi proyek percontohan dan menarik minat investor,” kata Syamsul.
Menurut Ahmad Fauzani, dari total lahan dua hektar yang dimiliki kelompok, satu hektar digunakan khusus untuk budidaya sidat di sembilan kolam, masing-masing berkapasitas lebih dari 2.000 bibit. Masa panen sidat diperkirakan berkisar antara lima hingga sembilan bulan.
Ke depan, lokasi ini akan dikembangkan menjadi destinasi wisata edukasi berbasis agriminatani, yang memadukan budidaya sidat, ikan air tawar, dan kebun buah kelengkeng.
“Selain menjadi sumber ekonomi, kami ingin tempat ini menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat,” tutup Fauzani.













