Ali menambahkan bahwa mayoritas UMKM masih mengandalkan peralatan manual atau semi-manual, sehingga produktivitasnya terbatas.
“Saat ini mayoritas UMKM masih mengandalkan peralatan manual atau semi-manual, sehingga produktivitasnya rendah. Melalui teknologi digital, kita ingin mendorong percepatan hilirisasi agar produk UMKM memiliki nilai tambah yang lebih tinggi,” jelasnya.
Acara yang diinisiasi Kementerian UMKM ini menghadirkan berbagai narasumber dari kementerian/lembaga terkait, akademisi, praktisi teknologi informasi, hingga pelaku UMKM. Melalui diskusi dan sharing knowledge, pemerintah berharap lahir rekomendasi konkret untuk mempercepat transformasi digital usaha kecil.
Tidak berhenti di situ, Kementerian UMKM juga sedang menyiapkan sebuah platform digital berbasis Public-Private Partnership (PPP). Platform ini akan bersinergi dengan LLP-KUKM (SMESCO) sebagai Badan Layanan Umum Kementerian UMKM.
Tujuan platform ini adalah memberikan akses teknologi yang lebih merata, meningkatkan efisiensi produksi, sekaligus membantu UMKM naik kelas.
“Harapan kami, platform ini dapat menjadi tulang punggung bagi ekosistem digital UMKM yang inklusif dan kolaboratif, sehingga para pelaku usaha kecil bisa lebih mudah mengakses teknologi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pasar,” ungkap Ali.
