BANDUNG, MyInfo.ID – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital tidak hanya sebatas pemasaran daring, tetapi juga menjadi kunci dalam memperkuat proses hilirisasi usaha kecil di Indonesia.
Asisten Deputi Bidang Produksi dan Digitalisasi Usaha Kecil, Ali, saat membuka kegiatan Pengembangan Produk Melalui Digitalisasi Bagi Usaha Kecil di Jawa Barat, Jumat (12/9/2025) menyampaikan bahwa digitalisasi kini harus dimaknai lebih luas.
“UMKM Go Digital selama ini sering dipersepsikan hanya sebatas pencatatan keuangan dan pemasaran online. Padahal, digitalisasi juga berperan vital dalam memperkuat hilirisasi, mulai dari pencatatan produksi, distribusi bahan baku, sampai memastikan produk kita memenuhi standar internasional,” ujar Ali dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).
Meski potensinya besar, Ali mengakui bahwa tantangan digitalisasi UMKM masih cukup berat. Hambatan yang dihadapi antara lain rendahnya literasi digital, terbatasnya investasi dalam alat produksi modern, hingga kebutuhan pendampingan teknis yang berkesinambungan.
Kementerian UMKM menilai, untuk menjawab tantangan ini, perlu dibangun sebuah ekosistem digital yang inklusif. Kolaborasi harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, hingga komunitas pengusaha kecil.
Melalui kegiatan Pengembangan Produk Melalui Digitalisasi Bagi Usaha Kecil di Jawa Barat, pemerintah berharap daya saing UMKM dapat meningkat, terutama di level usaha kecil. Hal ini sejalan dengan RPJMN 2024–2029, yang menjadikan hilirisasi dan digitalisasi sebagai strategi utama pembangunan ekonomi nasional.













