“Saya bangga negara memberikan perhatian terhadap kualitas guru. Ini akan menjadi modal berharga bagi saya untuk terus berkembang,” ucapnya.
Program bantuan insentif bagi guru non-ASN turut disambut antusias. Teuku Afiandani, guru SMP Negeri 3 Banda Aceh, merasa bersyukur karena merasa perhatiannya dihargai.
“Saya sempat terkejut ketika dipanggil ke ruang kepala sekolah dan diberi kabar bahwa saya terpilih sebagai penerima bantuan. Uangnya pun sudah saya terima. Terima kasih kepada pemerintah dan semoga program ini terus berlanjut untuk guru-guru non-ASN lainnya di Aceh,” katanya.
Dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Pipit Dewi Susmianti, Kepala SD Bokpri Wates 1, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas insentif yang diberikan. Menurutnya, ini menjadi penyemangat tambahan untuk terus melayani pendidikan anak-anak.
“Kami bukan hanya mentransfer ilmu, tapi juga membentuk karakter peserta didik. Bantuan ini mengobarkan semangat saya untuk terus menginspirasi rekan-rekan guru agar tetap tulus mengabdi,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Yul Fahmi, guru PAUD Latifa di Banda Aceh, mengapresiasi Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang ia terima. Baginya, BSU bukan sekadar bantuan finansial, tetapi simbol perhatian negara kepada para pengajar PAUD.
“Kami berharap ke depan ada lebih banyak kebijakan yang berpihak pada guru PAUD. Semoga BSU ini dapat diberikan secara konsisten setiap semester, agar kami terus semangat dalam menjalankan tugas mendidik,” tutupnya.
