Endang juga memanfaatkan kemudahan layanan digital melalui Aplikasi Mobile JKN. Aplikasi yang bisa diunduh di Play Store dan App Store ini menurutnya sangat praktis.
“Saya pakai untuk memantau status kepesertaan keluarga. Ada Kartu Indonesia Sehat (KIS) digital, jadi kita tidak harus datang ke kantor BPJS Kesehatan kalau butuh layanan administrasi,” jelasnya.
Ia pun mengajak masyarakat agar rutin memeriksa status kepesertaan dan aktif menjadi peserta JKN. “Mungkin sebagian orang belum sadar pentingnya JKN karena belum mengalami situasi sulit saat sakit. Biaya berobat sekarang semakin mahal, dan JKN bisa menjadi penolong di saat kita tidak siap secara finansial,” tambahnya.
Kisah Endang membuktikan bahwa stigma negatif tentang pelayanan JKN tidak sepenuhnya benar. Bagi Endang, JKN bukan hanya soal akses berobat, melainkan juga rasa aman yang menyertai dirinya dan keluarganya.
“Kalau mendengar rumor negatif, jangan langsung percaya sebelum mengalami sendiri. Menurut saya, JKN itu justru sangat membantu. Saya berharap semua masyarakat bisa ikut dan merasakan manfaatnya,” tutup Endang.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Purwokerto, Niken Sawitri, mengungkapkan bahwa jumlah fasilitas kesehatan yang bermitra dengan BPJS Kesehatan terus bertambah setiap tahun. Hal ini membuka akses layanan yang semakin mudah, cepat, dan setara bagi masyarakat.
“Sampai saat ini, kepesertaan JKN sudah mencakup 97,56 persen atau 4.864.188 jiwa dari total penduduk di Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap yang menjadi wilayah kerja kami. Karena mayoritas pasien adalah peserta JKN, maka sudah menjadi komitmen setiap fasilitas kesehatan memberikan layanan terbaik tanpa diskriminasi,” kata Niken.
