Kehadiran Idzes di Sassuolo jelas bukan transfer sembarangan. Pemain berdarah Belanda-Indonesia ini merupakan pilar utama lini belakang Venezia di Serie B musim lalu, dan performanya sukses mencuri perhatian berbagai klub elite, termasuk Torino. Namun, Sassuolo tampil lebih cepat dan efektif dalam menyegel kesepakatan.
Salah satu magnet dari kepindahan Idzes ke Sassuolo adalah kesempatan untuk dilatih oleh Fabio Grosso. Nama Grosso tentu tidak asing bagi penggemar sepak bola Italia; ia adalah pahlawan Gli Azzurri saat menjuarai Piala Dunia 2006.
Di bawah arahan Grosso, Sassuolo sukses menjuarai Serie B musim lalu dan kembali ke kasta tertinggi sepak bola Italia. Reputasi sang pelatih sebagai peracik taktik muda potensial membuat proyek Sassuolo musim ini terlihat menjanjikan. Bagi Idzes, bergabung dengan pelatih berpengalaman seperti Grosso menjadi peluang emas untuk berkembang lebih jauh di level kompetitif tertinggi.
Jika transfer ini benar-benar rampung, Jay Idzes tak hanya mencetak rekor nilai transfer pribadi, namun juga membuka babak baru bagi pemain Indonesia untuk menapaki panggung Eropa. Selama ini, kehadiran pemain asal Indonesia di liga top Eropa masih terhitung langka. Idzes bakal menjadi pionir baru setelah Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan beberapa nama lain yang lebih banyak berkarier di liga tengah Benua Biru.
Sementara itu, laporan dari Tuttomercatoweb menyebut bahwa Torino sempat dalam perburuan serius terhadap Idzes, namun akhirnya harus gigit jari setelah Sassuolo menyalip di tikungan akhir. Klub yang bermarkas di Stadion Mapei ini disebut telah mencapai kesepakatan penuh dengan Venezia, termasuk klausul bonus yang bergantung pada performa Sassuolo musim ini.
Meski belum diumumkan secara resmi oleh klub, sejumlah media Italia dan Belanda telah mengabarkan bahwa proses administrasi tinggal menunggu penyelesaian akhir. Jika tidak ada aral melintang, Jay Idzes akan segera diperkenalkan sebagai pemain anyar Sassuolo dalam beberapa hari ke depan.