“Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan kepada pengguna jalan selama proses perbaikan ini. Setiap langkah perbaikan dilakukan secara hati-hati dan terukur dengan mengutamakan aspek keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jalan tol serta tak lupa aspek estetika bangunan,” ungkapnya.
Menurut Rivan, pemulihan sistem transaksi juga terus digenjot melalui perbaikan dan pengujian integrasi perangkat. Jasa Marga menargetkan seluruh gerbang tol terdampak dapat beroperasi normal kembali pada 7 September 2025.
Sebagai langkah mitigasi, Jasa Marga menerapkan Prosedur Early Warning System (EWS) untuk menjaga operasional tetap berjalan. Sistem ini dijalankan dengan bekerja sama bersama pihak terkait dan disertai strategi mitigasi risiko, termasuk mengasuransikan aset gerbang tol yang dimiliki perusahaan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan dukungan penuh pemerintah terhadap upaya pemulihan layanan tol tersebut.
Ia menekankan, percepatan pemulihan harus tetap mengutamakan keselamatan pengguna jalan dan memenuhi kesiapan teknis sesuai standar yang berlaku.
Pernyataan Menteri PU ini memperkuat komitmen bahwa upaya perbaikan bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga memastikan standar keselamatan dan kualitas layanan tetap terjaga.













