“Pemerintah menyambut baik inovasi ini sebagai wujud nyata dari semangat gotong royong antara pemerintah, pelaku industri, dan mitra global. Kami ingin menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga aktor aktif dalam mengarahkan pemanfaatan teknologi AI yang sesuai dengan kebutuhan rakyat,” kata Nezar.
Ia menekankan bahwa AI harus menjadi alat yang mendekatkan teknologi kepada masyarakat, bukan menjauhkannya. “Teknologi yang baik adalah yang mampu menjawab tantangan nyata, bukan sekadar inovasi tanpa arah.”
Dengan kehadiran fitur ini, Indosat berharap mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap ekosistem digital di Indonesia. Terlebih di era di mana aktivitas daring telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal transaksi keuangan, komunikasi, hingga pendidikan.
Melalui kampanye “AI untuk Kita Semua”, Indosat menegaskan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan harus bersifat inklusif. “Inovasi ini bukan hanya untuk segelintir orang yang melek teknologi. Kami ingin memastikan bahwa setiap pengguna, baik di kota besar maupun pelosok desa, bisa merasakan manfaatnya,” imbuh Vikram.
Peluncuran fitur Anti-Spam dan Anti-Scam juga merupakan bagian dari transformasi Indosat menjadi AI-TechCo—sebuah perusahaan telekomunikasi berbasis teknologi AI. Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan dalam memberdayakan Indonesia melalui konektivitas yang aman dan cerdas.
Tak hanya di Indonesia, fitur ini diharapkan dapat menjadi solusi regional dalam menghadapi kejahatan digital. Bersama para mitra global seperti GASA dan GSMA, Indosat menargetkan pendekatan ini bisa diadaptasi oleh negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.
“Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi perlindungan digital berbasis AI di kawasan. Ini bukan hanya soal teknologi, tetapi soal keberanian untuk menghadapi tantangan global dengan solusi yang relevan dan berdampak,” pungkas Vikram.
