Sementara itu, Menhan RI Sjafrie Sjamsoeddin menyoroti pentingnya mempererat hubungan antarpemimpin dan antarwarga kedua negara sebagai pondasi utama hubungan bilateral.
“Saya berharap diskusi kali ini menghasilkan langkah konkret dalam memperkuat pertahanan dan diplomasi Indonesia–Australia,” ujarnya.
Sjafrie juga mengusulkan sejumlah agenda, mulai dari kerja sama trilateral Indonesia–Papua Nugini–Australia, pelatihan pasukan khusus kontra-terorisme, hingga pengembangan latihan gabungan lintas matra.
Menanggapi hal itu, Richard Marles menyatakan dukungan penuh.
“Kerja sama pertahanan adalah pilar utama hubungan Indonesia–Australia. Kami berkomitmen mendorong penguatan DCA ke tingkat berikutnya,” tegasnya.
Menurut Marles, kerja sama tersebut mencakup pertukaran informasi, peningkatan kepercayaan antar-institusi pertahanan, hingga kolaborasi industri pertahanan. Dalam bidang maritim, Australia menekankan pentingnya implementasi Maritime Domain Awareness (MDA) dengan melibatkan Bakamla, Badan Informasi Geospasial Indonesia, serta lembaga terkait lainnya.
Pernyataan tersebut disambut positif oleh Indonesia. Sjafrie menegaskan kembali prinsip dasar yang menjadi landasan hubungan kedua negara.
“Kami menghargai sikap Australia yang menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Indonesia. Hubungan bilateral ini harus dijaga dengan baik,” tegas Menhan RI.
Menlu RI Sugiono pun menambahkan, konsistensi dalam membangun kemitraan kokoh dengan Australia adalah prioritas.
“Hubungan kita harus didasari keterbukaan, rasa saling menghormati, dan menjaga integritas nasional,” tuturnya.













