Presiden juga menekankan bahwa semua keputusan ekonomi yang diambil bertujuan utama untuk melindungi kepentingan rakyat Indonesia, khususnya para pekerja. Ia menegaskan bahwa perhitungan matang telah dilakukan sebelum menyepakati penurunan tarif tersebut.
“Semua sudah kita hitung. Semua kita berunding. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga mengungkapkan potensi pembelian pesawat Boeing dari Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya memperkuat Garuda Indonesia, maskapai nasional yang disebutnya sebagai lambang kebanggaan bangsa.
“Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flight carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia,” tegas Presiden.
Lebih jauh, Presiden juga menyinggung tentang berbagai kebutuhan impor Indonesia dari Amerika Serikat, seperti BBM, gas, gandum, dan kedelai. Ia menyebut bahwa hubungan dagang antara kedua negara harus mengakomodasi kepentingan masing-masing secara seimbang.
“Jadi akhirnya terjadi pertemuan dua kepentingan. Kita juga butuh, sebagai contoh, kita masih impor BBM, kita masih impor gas, kita masih perlu impor gandum, kita masih perlu impor kedelai, dan sebagainya. Jadi akhirnya kita bisa dapat suatu titik pertemuan,” tutur Presiden Prabowo.