Dalam arah kebijakan barunya, IAEI tidak hanya berfokus pada pengembangan ekonomi Islam, tetapi juga pada peran sosial dan kemanusiaan berbasis nilai-nilai Islam. Hal ini diharapkan mampu memperkuat kontribusi nyata organisasi dalam pembangunan ekonomi nasional yang inklusif.
“Kita harus bisa menjadi ‘super team’ yang solid,” ujar Menag, menekankan pentingnya kolaborasi dan adaptasi cepat dari seluruh anggota dan pengurus IAEI untuk mencapai visi tersebut.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan, Layanan Keagamaan, Pengawasan, dan Kerja Sama Luar Negeri, Gugun Gumilar, menyoroti perlunya penguatan sistem administrasi hukum dalam tubuh organisasi. Ia menilai langkah ini penting untuk memperkuat posisi legal dan kredibilitas IAEI di mata publik.
Rapat yang berlangsung dinamis itu ditutup dengan optimisme tinggi. Menag menyebut bahwa sinergi antara kalangan teknokrat, birokrat, dan akademisi di dalam tubuh IAEI akan melahirkan pengurus yang lebih berkualitas dan produktif.
Menutup rapat, Menag Nasaruddin mengumumkan bahwa pelantikan pengurus baru IAEI dijadwalkan akan digelar pada akhir November 2025. Langkah ini menjadi awal dari babak baru IAEI dalam memperluas peran ekonomi Islam Indonesia di level internasional.













