“Saya ingin mengutip beberapa kata yang pernah diucapkan oleh Bung Karno. Api perjuangan yang tak boleh padam di tengah kenyamanan, mengingatkan bahwa semangat pengabdian harus terus dijaga,” katanya.
Lebih lanjut, Indra menegaskan bahwa kemerdekaan dan kemajuan tidak mungkin lahir dari perjuangan individual. Dalam konteks itu, gotong royong menjadi fondasi utama yang harus terus dirawat, terlebih di era teknologi modern yang rentan memunculkan sekat-sekat sektoral.
“Gotong royong bukan sekadar slogan, melainkan nilai luhur Nusantara yang menjunjung solidaritas, empati, dan kebersamaan,” tuturnya.
Di lingkungan parlemen, semangat tersebut harus terwujud dalam bentuk kolaborasi antarpihak, saling mendukung antar-unit, dan menghapus ego sektoral yang dapat menghambat kerja lembaga.
Selain gotong royong, Indra menekankan pentingnya merawat prinsip Bhinneka Tunggal Ika di tengah kompleksitas keberagaman suku, agama, budaya, dan bahasa. Ia mengingatkan bahwa ASN DPR RI memiliki peran vital sebagai perekat bangsa.
“ASN harus menjadi penjaga keberagaman. Melindungi kohesi sosial, memersambung bangsa, bukan sebaliknya,” imbuhnya.
Menutup pidatonya, Indra mengajak seluruh aparatur parlemen menjadikan etos kerja ASN Berakhlak sebagai pedoman moral sekaligus standar profesionalitas dalam bekerja. Baginya, integritas dan jiwa kebangsaan ASN adalah kunci agar Indonesia bisa terus maju dan berdaulat.
“Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk meneruskan cita-cita perjuangan para founding fathers dalam mewujudkan masyarakat sejahtera dan berkeadilan melalui Dharma Bakti di lembaga legislatif tercinta ini,” tandasnya.













