Menyikapi kondisi ini, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada, serta mematuhi instruksi dari pemerintah daerah dan petugas terkait.
“Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 6 km dan sektoral barat daya hingga timur laut sejauh 7 km dari pusat erupsi,” jelas Wafid.
Ia juga mengingatkan tentang potensi bencana sekunder seperti banjir lahar apabila terjadi hujan deras. Wilayah yang berada di aliran sungai yang berhulu di puncak gunung diminta untuk ekstra hati-hati.
“Masyarakat di sekitar wilayah rawan bencana agar mewaspadai potensi banjir lahar apabila terjadi hujan lebat, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen,” tambahnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kini bekerja sama erat dengan pemerintah daerah guna memantau kondisi gunung secara real-time. Pemantauan intensif terus dilakukan dari Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pululera.
Pos Pengamatan Gunung Lewotobi terus memonitor perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki serta melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan.
