Dalam sambutannya, Sigit Widayanto menegaskan bahwa program ini memberi manfaat besar bagi petani Cimanggu, terutama terkait peningkatan kualitas hasil panen dan kepastian pasar. “Petani kini memiliki jaminan penyerapan hasil panen yang langsung disalurkan ke offtaker di Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala OJK Purwokerto Haramain Billady menyampaikan bahwa pelibatan PT BPR BKK Cilacap dan PT Jamkrida Jateng akan memperkuat permodalan petani sehingga produksi dapat meningkat.
“Dengan kualitas yang lebih baik, hasil panen akan terserap lebih banyak dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya. Ia juga mengingatkan petani untuk waspada terhadap maraknya kejahatan keuangan digital.
Program PED dipusatkan di Kecamatan Cimanggu, salah satu sentra produksi padi di Cilacap. Kabupaten Cilacap sendiri tercatat sebagai penghasil padi terbesar ketiga di Jawa Tengah.
Desa Cimanggu memiliki delapan kelompok tani dengan total 689 petani dan luas lahan mencapai 1.469,62 hektare, sehingga memiliki potensi besar untuk pengembangan produksi padi.
Selain penandatanganan kerja sama, kegiatan PED juga dirangkaikan dengan literasi dan inklusi keuangan bagi petani padi, serta pelaksanaan pasar murah bagi masyarakat Cimanggu yang menyediakan bahan pokok dan hortikultura.
Melalui program PED, OJK dan TPKAD berharap lahir kolaborasi lintas entitas yang mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah.
Program ini juga diharapkan mendukung keberlanjutan produktivitas sektor riil, memperdalam pasar jasa keuangan, serta memperkuat langkah menuju visi Indonesia Emas 2045, sejalan dengan Asta Cita dan program prioritas pemerintah.













