JAKARTA, MyInfo.ID – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Erick Thohir menekankan pentingnya koordinasi antara Pengurus Besar (PB) cabang olahraga dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dalam setiap penyelenggaraan ajang internasional. Hal ini disampaikan Erick sebagai pembelajaran dari keputusan IOC terhadap olahraga Indonesia baru-baru ini.
Menurut Erick, komunikasi dan koordinasi yang baik dengan Kemenpora menjadi langkah strategis untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, sekaligus memastikan persiapan atlet berjalan optimal.
“Saya juga menyampaikan ke PB agar kedepannya juga ada pembicaraan atau komunikasi dengan Kemenpora, jangan sampai event-event besar itu mendadak,” harap Menpora Erick di Media Center Kemenpora, Jakarta, Jumat (24/10) sore.
Ia menjelaskan, Kemenpora akan segera mengeluarkan surat edaran kepada seluruh PB agar memperkuat konsolidasi dan keterbukaan dengan pihak kementerian. Erick menegaskan, setiap event olahraga internasional yang besar harus dipersiapkan jauh hari sebelum pelaksanaan.
“Kita akan mengeluarkan surat edaran untuk kepada seluruh PB, mereka harus konsolidasi, koordinasi dan terbuka dengan Kemenpora agar jika ada event besar harus dipersiapkan 2 tahun sebelumnya. Karena tidak bisa dilakukan dadakan,” ujar Erick.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa koordinasi ini bukan hanya soal teknis penyelenggaraan, tetapi juga menyangkut pembinaan dan kesiapan atlet.
“Terutama persiapan atletnya juga, kita ketika menjadi tuan rumah juga ingin atlet kita mengibarkan bendera Merah Putih di event tersebut, jangan hanya jadi penonton. Kita harus bisa berikan yang terbaik, kebanggaan bangsa kita harus tercerminkan,” tambahnya.
Erick menilai, persiapan event besar membutuhkan waktu dan perencanaan matang, termasuk pendanaan berkelanjutan bagi atlet. Karena itu, Kemenpora akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk memperkuat dukungan terhadap cabang olahraga prioritas.
“Event besar itu tidak hanya persiapan penyelenggaraan eventnya, melainkan juga atletnya, dan itu penting. Persiapan atlet kita perlu bertahun-tahun, untuk itu kami mengadakan diskusi dengan pihak Kemenkeu, khususnya untuk program ke depan yang akan fokus 17 cabor dan atlet elitnya kita minta multiyears,” pungkas Menpora Erick.
Sebelumnya Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang melarang Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara olahraga internasional. IOC melarang Indonesia untuk menjadi tuan rumah acara olahraga nasional karena menolak pemberian visa kepada atlet Israel untuk berpartisipasi dalam kejuaraan senam dunia di Jakarta.













