Dalam paparan selanjutnya, Bupati Banyumas Sadewo mengenang upaya transformasi pengelolaan lingkungan di daerahnya, khususnya saat menghadapi krisis sampah pada 2018. Ia mengungkap adanya penolakan dan tekanan publik akibat kondisi tempat pembuangan akhir yang memburuk.
“Dari krisis tersebut lahir inovasi yang menjadi titik balik, yaitu program Sulap Sampah Berubah Uang (Sumpah Beruang) sebuah inisiatif yang mengubah sampah menjadi nilai ekonomi,” ujar Sadewo.
Program berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut kini diakui secara nasional maupun internasional sebagai praktik pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Sadewo berharap forum diplomatik ini membuka ruang dialog strategis, kolaborasi pembangunan daerah, serta pertukaran pengetahuan antarnegara.
“Kami percaya bahwa memperkuat jejaring internasional akan mempercepat pembangunan daerah melalui peningkatan kapasitas, knowledge exchange, dan peluang investasi,” tegasnya.
Pemerintah Kabupaten Banyumas juga menawarkan peluang investasi yang masih terbuka luas, termasuk pengembangan kawasan industri di wilayah Wangon dan sektor pariwisata unggulan seperti Baturraden.
“Kami memiliki alam yang indah, seperti Baturraden yang menjadi salah satu pusat wisata. Wisata ini didukung dengan budaya, kuliner, dan lainnya serta kawasan industri di wilayah Wangon. Silakan datang dan berinvestasi di Banyumas,” kata Sadewo.
Acara ini turut dihadiri jajaran pejabat pemerintah pusat dan daerah, seperti Anggota DPR RI Komisi VII Siti Mukaromah, Dewan Pengawas LPP RRI Rini Purwandari, Kepala SLN, Kepala RRI Purwokerto, serta para kepala dinas di lingkungan Pemkab Banyumas.













